” Setiap kita lahir dengan keunikan masing-masing. Setiap kita lahir dengan kelebihan masing-masing. Tidak ada orang yang hidup kecuali telah memiliki kelebihan masing-masing. Keterbatasan justru memberi kita perbedaan. Manusia ada yang hebat dan ada yang biasa-biasa saja. Tetapi masing-masing adalah keunikan. Sebab menjadi unik tidak harus hebat. Meski sejatinya menjadi unik adalah kehebatan alami tersendiri.”
Selasa, 16 Februari 2010
Potret, Target Dan Hakikat Anak TK Dalam Belajar Nilai-NIlai Keagamaan
POTRET, TARGET DAN HAKIKAT ANAK TAMAN KANAK-KANAK DALAM BELAJAR NILAI-NILAI KEAGAMAAN
Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan yang pertama, yang keberadaannya sangat strategis untuk menumbuhkan jiwa keagamaan kepada anak-anak, agar mereka menjadi orang-orang yang kuat, terbiasa dan peduli terhadap segala aturan agama yang diajarkan kepadanya.
Pendidikan nilai-nilai keagamaan merupakan pndasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu tertanam serta terpatri dalam setiap insan sejak dini, hal ini merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani jenjang pendidikan selanjutnya.
Bangsa ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Nilai-nilai keagamaan ini pun dikehendaki agar dapat menjadi motivasi spiritual bagi bangsa ini dalam rangka melaksanakan sila-sila pertama dan sila berikutnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pendidikan yang merupakan kunci dalam membentuk kehidupan manusia ke arah peradabannya menjadi sesuatu yang sangat strategis dalam mencapai tujuan itu semua.
A. Potret Kegiatan Anak – Anak Dalam Belajar Nilai-Nilai Keagamaan
Setiap potensi apapun yang muncul dari anak seyogianya kita kembangkan dengan jelas dan terprogram dengan baik. Tidak hanya perkembangan bahasa, daya pikir, keterampilan dan jasmani saja, namun aspek keagamaan pun seharusnya menjadi salah satu pokok pengembangan dan pembinaan yang harus dikelola, diprogram dan diarahkan dengan sempurna.
Hasil observasi para mahasiswi PGTK FIP Universitas Jakarta sejak tahun 2000 sampai 2004, ada sekitar 60 % Taman Kanak-kanak yang tidak mempunyai kurikulum yang jelas tentang pengembangan nilai-nilai keagamaan. Ketidak jelasan ini merupakan indikasi betapa kita kurang adil dalam memperlakukan anak didik dalam hal pembentukan kepribadiannya dan pengembangan berbagai potensi yang ada pada diri anak. Bila kondisi seperti ini dibiarkan begitu saja, tentu jangan salahkan anak bila dalam perkembangan hidupnya anak mengarah pada penguasaan potensi akademik belaka, dan sangat minim dalam penguasaan aspek nilai-nilai keagamaan.
B. Hakikat Belajar Anak Taman Kanak-kanak Pada Nilai-nilai Keagamaan
Hakikat belajar anak Taman Kanak-kanak pada nilai-nilai keagamaan berorientasi pada fungsi pendidikan di Taman Kanak-kanak itu sendiri, yaitu :
• fungsi adaptasi, dimana Anak diharapkan dapat mengadaptasi nilai-nilai keagamaan dalam kehidupannya.
• fungsi pengembangan, adalah dalam rangka mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak termasuk potensi keagamaan secara optimal agar dapat bermanfaat.
• fungsi bermain, dalam menanamkan nilai-ilai keagamaan pun sebaiknya dilakukan dalam suasana bermain karena belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan
Dan juga sesuai dengan 6 prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan di Taman Kanak-Kanak. Ke enam prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip Pengamatan, menyerap segala informasi melalui indera penglihatan yang kemudian dikirim ke pusat syaraf.
2. Prinsip Peragaan, segala aspek pengetahuan atau informasi yang dipandang/dilihat baik konkret maupun abstrak seperti peasan-pesan moral dan sikap keagamaan harus diperagakan secara langsung oleh pendidik maupun secara bersama-sama dilakukan/ditirukan oleh anak itu sendiri. Melalui aktifitas peragaan ini, anak dapat menangkap suatu pesan atau informasi langsung dan konkret.
3. Prinsip Bermain untuk Belajar, suatu kondisi aktivitas yang yang dirancang secara terprogram dan mengandung esensi tujuan yang jelas (belajar)
4. Prinsip Otoaktifitas, mengandung makna bahwa anak menunjukkan keaktifannya yang tumbuh atas dorongan dari dalam dirinya sendiri.
5. Prinsip Kebebasan, diberikan dalam waktu membangun rasa tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya, seperti diizinkan untuk membuat kepuusan, memilih dan diberikan kesempatan untuk hal-hal tertentu.
6. Prinsip Keterkaitan dan Keterpaduan adalah suatu hal yang secara faktual melekat pada diri anak usia prasekolah (Benard van leer Foundation. 2002:16-21)
C. Target Anak Taman Kanak-kanak Dalam Belajar Nilai-nilai Keagamaan
Berdasarkan GBPKB TK pengembangan nilai-nilai agama untuk anak Taman Kanak-kanak berkisar pada kegiatan kehidupan sehari-hari. Secara khusus penanaman nilai-nilai keagamaan bagi anak Taman Kanak-kanak adalah meletakkan dasar-dasar keimanan, kepribadian/budi pekerti yang terpuji dan kebiasaan ibadah sesuai dengan kemampuan anak.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan nilai-nilai keagamaan pada diri anak, yaitu faktor pembawaan (internal) dan lingkungan (eksternal).
Rasa keagamaan dan nilai-nilai keagamaan akan tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan psikis maupun fisik anak. Perhatian anak terhadap nilai-nilai dan pemahaman agama akan muncul manakala mereka sering melihat dan terlibat dalam upacara-upacara keagamaan, dekorasi dan keindahan rumah ibadah, rutinitas, ritual orang tua dan lingkungan sekitar ketika menjalankan peribadatan.
Target dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan kepada anak Taman Kanak-kanak adalah diharapkan mampu mewarnai pertumbuhan dan perkembangan dari diri mereka. Sehingga diharapkan akan muncul suatu dampak positif yang berkembang meliputi fisik, akal pikiran, akhlak, perasaan kejiwaan, estetika, dan kemampuan sosialisasinya diwarnai dengan nilai-nilai keagamaan.
Langganan:
Postingan (Atom)