Bila hidup itu cermin
Maka isyarat apa yg mampu menyiratkan hidup bahwa kehidupan itu adalah sosok kita
Atau.. sesosok kehidupan adalah penampakan dari wujud kita yang telah terpantulkan melalui lembar2 perjalanan
Maka,
Bila hidup itu cermin
Seharusnya kita lebih mengerti dan memahami hidup apa dan bagaimana yg telah dan akan di lalui agar mampu menempatkan diri padanya
Bila hidup itu cermin
Seharusnya kita dapat bersentuhan lebih dekat padanya agar kita mengetahui dengan jelas benar segala kekurangan yg terpantul dari cermin itu
Namun, sayang...
kita sering menganggap bahwa hidup itu adalah cermin cembung yang selalu melebih-lebihkan kekurangan dan mengurang-ngurangkan segala kelebihan yang kita miliki
Atau kita sering menganggap bahwa hidup itu adalah cermin cekung yang selalu memberi kekecewaan pada apa yang dipantulkannya
Dan menganggap cermin kehidupan adalah wujud yang lari dari kenyataan
Padahal kalau saja kita mampu merenungkan sejenak peristiwa yang telah kita alami, baik yang memalukan maupun yang menyenangkan adalah cerminan diri kita yang tak sempat kita cermati bahkan luput dari pandangan mata
Cobalah mengerti, andai kita mampu melihat hidup ini seperti cermin datar yang setiap hari kita berkaca padanya, melihat noda hitam di wajah dengan jelas dan pelan2 mulai menutupinya dengan polesan bedak atau sekedar lotion, bukankah itu lebih mudah?
Berapa kali kita bercermin untuk sekedar memperindah penampilan jasad ?
Namun,
ketika itu, sudahkah kita bercermin dengan kehidupan, menutupi kesalahan dengan amal soleh yang kita perbuat dan menjadikan sebagai jalan untuk dekat dengan-Nya seperti yang tiap hari kita lakukan pada cermin
Sudahkah?...
Atau memang kita malu untuk melihat segala kekurangan kita, melalui cermin kehidupan yang ada di depan mata?
dessyrilia - Renungan di penghujung Ramadhan 2009 (created By Tim ILNA)
17 September 2009 jam 16:23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar